QUARTETOOLINDA – Indonesia sebagai bagian dari perekonomian global, mengadopsi standar akuntansi untuk meningkatkan transparansi dan konsistensi laporan keuangan. Standar yang digunakan di Indonesia adalah Standar Akuntansi Keuangan (SAK), yang terdiri dari beberapa kerangka kerja yang disesuaikan dari International Financial Reporting Standards (IFRS) yang dikeluarkan oleh International Accounting Standards Board (IASB).

Standar Akuntansi Keuangan (SAK)

SAK diterapkan untuk memastikan bahwa laporan keuangan yang disusun oleh entitas di Indonesia kredibel dan dapat dibandingkan baik di tingkat nasional maupun internasional. SAK dibagi menjadi beberapa kategori:

  1. SAK Umum: Standar ini berlaku untuk entitas yang memiliki pertanggungjawaban publik dan entitas besar yang tidak memiliki pertanggungjawaban publik. Ini adalah adopsi penuh dari IFRS dan diterapkan dengan tujuan untuk memberikan informasi keuangan yang berkualitas tinggi.
  2. SAK Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP): Ini merupakan penyederhanaan dari SAK Umum dan ditujukan untuk entitas yang tidak memiliki pertanggungjawaban publik signifikan. SAK ETAP dirancang untuk memenuhi kebutuhan pemangku kepentingan entitas yang lebih kecil dan tidak beroperasi secara internasional.
  3. SAK Syariah: Standar ini khusus dirancang untuk entitas yang menjalankan operasi berdasarkan prinsip syariah. SAK Syariah mengakomodir kebutuhan pelaporan keuangan yang sesuai dengan hukum dan prinsip syariah.

Implementasi SAK

Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) yang merupakan bagian dari Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) bertanggung jawab dalam penetapan SAK. Proses penetapan standar melibatkan konsultasi dan diskusi dengan berbagai pihak yang berkepentingan, termasuk regulator, akademisi, praktisi, dan pengguna laporan keuangan.

Penerapan SAK diwajibkan bagi perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan lembaga keuangan seperti bank, asuransi, dan perusahaan investasi. Bagi perusahaan yang tidak terdaftar, penerapan SAK menjadi lebih fleksibel tergantung pada kebutuhan dan kebijakan internal perusahaan.

Kesimpulan

Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia merupakan titik temu antara kebutuhan lokal dan standar internasional, menciptakan kerangka kerja yang memungkinkan perusahaan Indonesia berkomunikasi dengan pasar keuangan global. Penyesuaian terus-menerus terhadap SAK menunjukkan komitmen Indonesia untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pelaporan keuangan. Untuk mendukung ekonomi yang sehat dan pasar modal yang kuat, penerapan standar akuntansi yang konsisten dan up-to-date di seluruh entitas bisnis di Indonesia adalah sebuah keharusan.