QUARTETOOLINDA – Keshogunan Tokugawa, yang juga dikenal sebagai periode Edo, adalah fase penting dalam sejarah Jepang yang ditandai dengan perdamaian berkepanjangan, stabilitas politik, dan isolasi dari dunia luar. Didirikan oleh Tokugawa Ieyasu setelah kemenangannya di Pertempuran Sekigahara pada tahun 1600, keshogunan ini secara efektif mengakhiri periode perang saudara dan membawa era baru yang berlangsung hingga pertengahan abad ke-19. Artikel ini akan menjelajahi aspek-aspek kunci dari keshogunan Tokugawa dan warisannya bagi Jepang modern.

1. Pendirian Keshogunan Tokugawa

Setelah mengkonsolidasikan kekuasaannya dan memenangkan dukungan dari daimyo (penguasa feodal) lainnya, Tokugawa Ieyasu diberikan gelar shogun oleh Kaisar pada tahun 1603, yang menandai dimulainya keshogunan. Ieyasu memindahkan ibu kota ke Edo (sekarang Tokyo) dan membangun pemerintahan yang terpusat, dengan sistem feodal yang ketat untuk mengontrol daimyo.

2. Sistem Sosial dan Politik

Keshogunan Tokugawa memperkenalkan sistem kelas sosial yang ketat, dengan samurai di puncak hierarki, diikuti oleh petani, pengrajin, dan pedagang. Sistem ini ditujukan untuk mempertahankan ketertiban dan mencegah pemberontakan. Selain itu, kebijakan ‘sankin-kotai’ memaksa daimyo untuk tinggal di Edo selama satu tahun dan di domain mereka tahun berikutnya, memastikan kesetiaan mereka melalui biaya perjalanan dan upacara yang mahal.

3. Kebijakan Isolasi

Pada tahun 1635, keshogunan mengeluarkan kebijakan isolasi nasional, atau ‘sakoku’, yang membatasi perdagangan dan kontak dengan negara-negara asing hanya melalui pos perdagangan tertentu. Kebijakan ini bertujuan untuk mengurangi pengaruh asing dan menjaga stabilitas internal. Namun, perdagangan dengan negara-negara seperti Belanda dan China tetap berlangsung di pos perdagangan Nagasaki.

4. Budaya dan Ekonomi

Periode Edo merupakan masa berkembangnya budaya Jepang. Seni seperti ukiyo-e (cetakan kayu), literatur, dan teater kabuki menemukan penonton yang antusias. Pertumbuhan kota-kota seperti Edo, Osaka, dan Kyoto mendorong ekonomi berbasis pasar dan meningkatkan kelas pedagang. Meskipun berada di urutan terbawah dalam hierarki sosial, kelas pedagang akhirnya mendapatkan kekayaan dan pengaruh.

5. Akhir Keshogunan dan Restorasi Meiji

Keshogunan Tokugawa berakhir dengan paksa pada tahun 1868 ketika Kaisar Meiji mendapatkan kembali kekuasaan politik melalui serangkaian reformasi yang dikenal sebagai Restorasi Meiji. Pembukaan paksa Jepang oleh Komodor Matthew Perry dari Amerika Serikat pada tahun 1853 dan kekalahan Tokugawa dalam perang saudara mengakhiri lebih dari dua abad isolasi dan membuka Jepang ke dunia modern.

Keshogunan Tokugawa adalah periode yang menentukan dalam sejarah Jepang yang membentuk banyak aspek masyarakat Jepang yang kita kenal saat ini. Dari struktur sosial dan politik hingga pengembangan seni dan budaya, pengaruh keshogunan ini terasa hingga ke era modern. Meskipun keshogunan ini akhirnya runtuh di bawah tekanan baik internal maupun eksternal, warisannya masih tetap hidup dan dapat dilihat dalam banyak tradisi, institusi, dan sikap masyarakat Jepang kontemporer.