QUARTETOOLINDA – Revolusi Kebudayaan China merupakan periode turbulensi sosial-politik yang dimulai pada tahun 1966 dan berlangsung selama sekitar satu dekade. Inisiatif ini digerakkan oleh Mao Zedong, ketua Partai Komunis China, dengan tujuan untuk mempertahankan komunisme dengan menghapuskan unsur-unsur kapitalis dan tradisionalis dari masyarakat China. Artikel ini akan melihat lebih dekat bagaimana Revolusi Kebudayaan terjadi, tindakan-tindakan yang diambil selama periode ini, serta dampaknya terhadap masyarakat China.

Latar Belakang:
Revolusi Kebudayaan disulut oleh Mao sebagai reaksi terhadap apa yang ia anggap sebagai pengkhianatan terhadap revolusi komunis dan peningkatan birokrasi dalam Partai Komunis China. Mao ingin menghidupkan kembali semangat revolusioner dan menghilangkan oposisi terhadap kepemimpinannya.

Mao dan Pergerakan Massa:
Mao memobilisasi pemuda melalui pembentukan Garda Merah, sebuah kelompok militan yang terdiri dari para pelajar dan remaja. Garda Merah diberi tugas untuk menyerang “Empat Lama”: kebiasaan lama, kebudayaan lama, adat istiadat lama, dan pemikiran lama. Mereka diberi kebebasan untuk menyerang otoritas yang ada, termasuk guru, pejabat pemerintah, dan bahkan anggota Partai Komunis yang dianggap berhaluan “kapitalis”.

Tindakan dan Kebijakan Revolusi Kebudayaan:

  1. Pembersihan Ideologis: Sesi kritik dan otokritik menjadi umum, dengan individu yang dipaksa untuk mengaku sebagai “musuh revolusi”. Buku-buku, karya seni, dan monumen yang dianggap feudal atau borjuis dihancurkan.
  2. Pendidikan dan Propaganda: Kurikulum pendidikan diubah untuk menekankan ideologi Maois. Propaganda Revolusi Kebudayaan menyebar melalui poster, slogan, dan “Buku Merah” Mao yang memuat kutipan-kutipannya.
  3. Perubahan Sosial: Struktur sosial tradisional dibongkar. Kesenjangan antara pekerja dan pemimpin diperkecil dan pengaruh intelektual serta orang-orang yang memiliki latar belakang kelas atas dikurangi.
  4. Penganiayaan: Banyak yang mengalami penganiayaan, termasuk pejabat partai, intelektual, dan mereka yang dianggap memiliki hubungan dengan dunia luar atau gaya hidup borjuis. Banyak yang dipenjara, disiksa, atau bahkan dibunuh.

Dampak Revolusi Kebudayaan:
Revolusi Kebudayaan menyebabkan kerusakan sosial dan ekonomi yang luas serta kehilangan nyawa yang tidak terhitung jumlahnya. Sistem pendidikan mengalami gangguan besar, banyak karya seni dan situs budaya yang tak ternilai rusak atau hilang, dan jutaan orang menderita akibat kekerasan dan persekusi.

Kesimpulan:
Revolusi Kebudayaan adalah upaya Mao untuk memperkuat kontrolnya dan mempertahankan visi komunis murni, tetapi pada kenyataannya, ini mengakibatkan periode kekacauan dan penderitaan yang mendalam bagi rakyat China. Setelah kematian Mao pada tahun 1976, Partai Komunis China secara resmi mendeklarasikan berakhirnya Revolusi Kebudayaan dan memulai fase rehabilitasi bagi mereka yang terkena dampak. Meskipun sudah berakhir beberapa dekade yang lalu, pengaruh Revolusi Kebudayaan masih terasa dalam politik dan masyarakat China kontemporer. Ini tetap menjadi salah satu contoh paling ekstrem tentang bagaimana ideologi politik dan kekuasaan dapat mengubah masyarakat dan sejarah sebuah bangsa.