Sindrom Stevens-Johnson (SJS) adalah reaksi kulit yang parah dan langka yang paling sering dipicu oleh reaksi obat. SJS ditandai dengan nekrosis epidermal yang luas, yang mengakibatkan pelepasan lapisan epidermis, sering kali bersamaan dengan lesi mukosa. Penanganan SJS membutuhkan perawatan segera dan komprehensif, sering kali di unit perawatan intensif, untuk mengelola gejala akut dan mencegah komplikasi. Artikel ini akan mengeksplorasi pendekatan pengobatan terkini untuk SJS, dengan memperhatikan bukti dan rekomendasi klinis terbaru.

  1. Identifikasi dan Penghapusan Agen Penyebab
    Langkah pertama dalam pengobatan SJS adalah mengidentifikasi dan menghentikan penggunaan obat atau agen penyebab. Ini adalah langkah kritis yang dapat memengaruhi prognosis pasien.
  2. Perawatan Suportif
    Perawatan suportif menjadi fondasi pengelolaan SJS dan meliputi:

    • Manajemen Cairan: Pasien dengan SJS sering mengalami kehilangan cairan yang signifikan dan memerlukan rehidrasi yang cermat.
    • Kontrol Nyeri: Analgesik dan sedasi mungkin diperlukan karena SJS dapat menyebabkan rasa sakit yang sangat parah.
    • Penanganan Nutrisi: Perawatan nutrisional melalui enteral atau parenteral penting karena kebutuhan metabolic yang meningkat dan kehilangan protein.
    • Perawatan Luka: Praktek perawatan luka modern, seperti menggunakan bahan non-adhesive, penting untuk mengurangi trauma pada kulit dan mencegah infeksi.
  3. Manajemen Infeksi
    Antibiotik profilaktik tidak disarankan secara rutin, namun penggunaan antibiotik yang ditargetkan berdasarkan tanda-tanda infeksi spesifik atau hasil kultur sangat penting.
  4. Penggunaan Steroid
    Penggunaan kortikosteroid sistemik telah menjadi kontroversial. Beberapa protokol menggunakannya untuk mengurangi peradangan, tetapi harus dengan pertimbangan hati-hati karena risiko potensial termasuk infeksi sekunder dan memperlambat penyembuhan luka.
  5. Imunoglobulin Intravena (IVIG)
    IVIG, yang mengandung antibodi poliklonal, telah digunakan dengan asumsi bahwa ia dapat menghentikan progresivitas penyakit. Namun, bukti klinis masih bervariasi dan lebih banyak penelitian diperlukan untuk menentukan efektivitasnya.
  6. Terapi Baru
    Pendekatan terapeutik terbaru termasuk penggunaan:

    • Inhibitor TNF-α: Obat seperti etanercept dan infliximab dapat mengurangi peradangan dengan menghambat faktor nekrosis tumor alfa (TNF-α).
    • Siklosporin: Sebagai penghambat kalsineurin, siklosporin telah menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam mengurangi peradangan pada SJS.
  7. Pemulihan dan Rehabilitasi
    Setelah stabil dari fase akut, pasien mungkin memerlukan rehabilitasi dan intervensi jangka panjang, termasuk:

    • Terapi fisik untuk mengembalikan mobilitas.
    • Konsultasi dengan spesialis mata jika terdapat kerusakan pada kornea.
    • Dukungan psikologis untuk mengatasi trauma dari penyakit dan penampilan fisik yang berubah.

Kesimpulan:
Pengobatan untuk SJS memerlukan pendekatan yang komprehensif dan multidisipliner, dengan fokus pada identifikasi dan penghapusan agen penyebab, perawatan suportif intensif, dan pencegahan serta pengelolaan komplikasi. Meskipun ada beberapa opsi terapeutik yang menjanjikan, penggunaan mereka harus disesuaikan dengan kondisi pasien dan berdasarkan konsensus klinis yang terkini. Kerjasama antara dermatolog, dokter spesialis lainnya, dan tim perawatan intensif adalah krusial dalam menyediakan perawatan optimal bagi pasien dengan SJS. Penelitian berkelanjutan dan uji klinis akan terus memperbaharui pemahaman kita dan meningkatkan pengelolaan untuk kondisi yang serius dan mengancam jiwa ini.